WhatsApp Image 2024-12-23 at 10.15.15

Bersama Lima Lembaga PBB, Bappenas Berkomitmen Percepat Transformasi Ekonomi Hijau untuk Indonesia Emas 2045

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan lima agensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui program Partnership for Actions on Green Economy (PAGE) menggelar Dialog Nasional “Akselerasi Transformasi Ekonomi Hijau”. Dialog ini menandai berakhirnya fase pertama Program PAGE 2019-2024 sekaligus membuka fase kedua yang sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan.  Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard menegaskan pentingnya transformasi ekonomi hijau untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. “Transformasi ekonomi hijau adalah salah satu pilar utama untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Melalui Program PAGE selama lima tahun terakhir, Indonesia tidak hanya mencapai hasil yang luar biasa dalam mempercepat transformasi ekonomi hijau, tetapi juga mempersiapkan langkah strategis untuk fase kedua guna mencapai target Net Zero Emissions pada 2060,” papar Wamen Febrian, Selasa (3/12). 

Sebagai hasil kolaborasi bersama dengan UNEP, ILO, UNIDO, UNITAR, dan UNDP, program PAGE telah memberikan kontribusi signifikan, termasuk peluncuran Indeks Ekonomi Hijau pertama di Indonesia, Peta Jalan Ekonomi Sirkular, serta Rencana Aksi Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan Regional. “Saat Indonesia melangkah ke fase kedua program PAGE, penting untuk memperkecil gap dalam investasi hijau dan mengembangkan mekanisme pembiayaan inovatif. Bersama, kita dapat mempercepat implementasi proyek berkelanjutan dan memastikan ekonomi hijau mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs),” jelas Chair of PAGE Management Board Steven Stone dalam sambutannya.

Dialog nasional ini menegaskan konsep kolaborasi pentahelix sebagai kunci mendorong pembangunan inklusif, dan berkelanjutan. Wamen Febrian optimistis kerja sama ini adalah jalan terbaik untuk mempercepat transformasi ekonomi hijau, dan bentuk komitmen Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. “Pelaksanaan PAGE Fase 2 menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif melalui pendekatan berbasis ekonomi sirkular dan keuangan berkelanjutan,” pungkas Wamen Febrian.

IMG_7659

Kedeputian KSDA Bappenas Lunasi Janji dan Komitmen dalam Mengimbangi Emisi GRK dari Penyelenggaraan Green Economy Expo 2024

Di sela-sela agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) 2024, pada Jumat (6/12) lalu, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (KSDA) beserta Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas, ditemani oleh Perwakilan Pemerintah Daerah di wilayah Kebumen dan mitra pembangunan, kembali menanam bibit mangrove sebagai bentuk komitmen Kementerian PPN/Bappenas dalam mengimplementasi carbon offset atau pengimbangan emisi yang dihasilkan dari penyelenggaraan acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation, and Circularity pada 3-5 Juli 2024 lalu. Kali ini, sebanyak 500 bibit mangrove ditanam di Biosite Hutan Mangrove Ayah, Kebumen, Jawa Tengah.

 

Aksi tanam mangrove Kedeputian KSDA kali ini merupakan tindak lanjut inisiatif perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan selama acara Green Economy Expo berlangsung. Bekerja sama dengan WRI Indonesia, Waste4Change, dan Reservoair, emisi GRK yang dihitung merupakan emisi yang dihasilkan dari penggunaan listrik dan transportasi oleh panitia dan peserta acara, sampah yang dihasilkan, dan penggunaan air selama acara berlangsung. Berdasarkan perhitungan, emisi GRK yang dihasilkan dari penggunaan listrik, baik di Jakarta Convention Center, tempat acara diselenggarakan, dan hotel tempat panitia menginap adalah sebanyak 31.507 kgCO2e. Selanjutnya, emisi GRK yang dihasilkan dari penggunaan transportasi sebesar 19.660 kgCO2e, sedangkan emisi yang dihasilkan dari sampah sebesar 402 kgCO2e. Upaya carbon offset untuk emisi GRK dari timbulan sampah sendiri telah dilakukan selama acara melalui program Zero Waste to Landfill yang bekerja sama dengan  Waste4Change. 


Berdasarkan hasil perhitungan emisi GRK serta upaya yang telah dilakukan dalam rangka mengimbangi emisi GRK selama acara tersebut, pohon yang perlu ditanam untuk mengimbangi sisa emisi yang dihasilkan selama acara adalah 2.617 pohon. Dengan bantuan Carbon Ethics, panitia Green Economy Expo telah berhasil menanam 817 pohon yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, sebanyak 100 bibit pohon salam dan rasama telah ditanam sebagai bentuk aksi yang sama pada bulan Oktober 2024 lalu. Aksi tanam mangrove di Biosite Hutan Mangrove Ayah, Kebumen, Jawa Tengah ini melunasi sisa 1.700 pohon yang perlu ditanam. Pasalnya, mangrove mampu menyerap karbon empat kali lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan atau pohon lainnya di hutan hujan tropis. Kegiatan ini didukung oleh konsorsium Solutions for Land and Seascape in Indonesia–atau yang lebih dikenal dengan SOLUSI–yang terdiri dari GIZ, ICRAF, Yayasan KEHATI, dan SNV.

Aksi tanam pohon Kedeputian KSDA merupakan salah satu rangkaian aksi implementasi ekonomi sirkular acara Green Economy Expo, yakni sebagai tindak lanjut inisiatif perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan selama acara berlangsung. Aksi implementasi ekonomi sirkular yang dilakukan terbagi berdasarkan tiga prinsip utama ekonomi sirkular, yaitu Creation atau pengurangan penggunaan sumber daya, Maintaining atau perpanjangan usia pakai produk, dan Recover atau daur ulang dan pemanfaatan sisa produksi dan konsumsi.

Bekerja sama dengan WRI Indonesia, Waste4Change, dan Reservoair, emisi GRK yang dihitung merupakan emisi yang dihasilkan dari penggunaan listrik dan transportasi oleh panitia dan peserta acara, sampah yang dihasilkan, dan penggunaan air selama acara berlangsung. Berdasarkan perhitungan, penggunaan listrik, baik di Jakarta Convention Center, tempat acara diselenggarakan, dan hotel tempat panitia menginap, emisi GRK yang dihasilkan sebanyak 31.507 kgCO2e. Selanjutnya, emisi GRK yang dihasilkan dari transportasi sebesar 19.660 kgCO2e, sedangkan emisi yang dihasilkan dari sampah sebesar 402 kgCO2e. Upaya carbon offset untuk emisi GRK dari timbulan sampah telah dilakukan selama acara melalui  program Zero Waste to Landfill yang bekerja sama dengan  Waste4Change.

Berdasarkan jumlah perhitungan emisi GRK serta upaya yang dilakukan dalam rangka mengimbangi emisi GRK selama acara tersebut, pohon yang perlu ditanam untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan selama acara adalah 2.617 pohon. Dengan bantuan Carbon Ethics, panitia Green Economy Expo telah berhasil menanam 817 pohon. Sementara itu, 1.800 pohon yang belum tertanam akan dilakukan secara bertahap, seperti kegiatan Aksi Tanam 100 pohon yang lalu.

3S4A9653 (1)

Aksi Tanam Pohon: Komitmen Bappenas dalam Mengimbangi Emisi GRK dari Penyelenggaraan Green Economy Expo

Sebagai salah satu bentuk komitmen Kementerian PPN/Bappenas dalam mengimplementasi carbon offset atau pengimbangan emisi yang dihasilkan dari penyelenggaraan acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation, and Circularity pada 3-5 Juli lalu, Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam melakukan aksi tanam pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Minggu (22/9). Sebanyak 100 bibit pohon salam dan rasamala ditanam oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (KSDA), Ibu Vivi Yulaswati, jajaran direktur di bawah Kedeputian, serta para staf. Aksi Tanam Pohon ini juga didukung oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung.

Aksi tanam pohon Kedeputian KSDA merupakan salah satu rangkaian aksi implementasi ekonomi sirkular acara Green Economy Expo, yakni sebagai tindak lanjut inisiatif perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan selama acara berlangsung. Aksi implementasi ekonomi sirkular yang dilakukan terbagi berdasarkan tiga prinsip utama ekonomi sirkular, yaitu Creation atau pengurangan penggunaan sumber daya, Maintaining atau perpanjangan usia pakai produk, dan Recover atau daur ulang dan pemanfaatan sisa produksi dan konsumsi.

Bekerja sama dengan WRI Indonesia, Waste4Change, dan Reservoair, emisi GRK yang dihitung merupakan emisi yang dihasilkan dari penggunaan listrik dan transportasi oleh panitia dan peserta acara, sampah yang dihasilkan, dan penggunaan air selama acara berlangsung. Berdasarkan perhitungan, penggunaan listrik, baik di Jakarta Convention Center, tempat acara diselenggarakan, dan hotel tempat panitia menginap, emisi GRK yang dihasilkan sebanyak 31.507 kgCO2e. Selanjutnya, emisi GRK yang dihasilkan dari transportasi sebesar 19.660 kgCO2e, sedangkan emisi yang dihasilkan dari sampah sebesar 402 kgCO2e. Upaya carbon offset untuk emisi GRK dari timbulan sampah telah dilakukan selama acara melalui  program Zero Waste to Landfill yang bekerja sama dengan  Waste4Change.

Berdasarkan jumlah perhitungan emisi GRK serta upaya yang dilakukan dalam rangka mengimbangi emisi GRK selama acara tersebut, pohon yang perlu ditanam untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan selama acara adalah 2.617 pohon. Dengan bantuan Carbon Ethics, panitia Green Economy Expo telah berhasil menanam 817 pohon. Sementara itu, 1.800 pohon yang belum tertanam akan dilakukan secara bertahap, seperti kegiatan Aksi Tanam 100 pohon yang lalu.

WhatsApp Image 2024-08-15 at 11.16.53_fa2be119

Peluncuran IBSAP 2025-2045: Panduan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati untuk Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

JAKARTA – Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin meluncurkan dokumen Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia atau Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025-2045 di Istana Wakil Presiden, Kamis (8/8). Dokumen IBSAP 2025-2045 disusun Kementerian PPN/Bappenas bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Badan Riset dan Inovasi Nasional, mitra pembangunan, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat adat. Dokumen IBSAP 2025-2045 menjadi panduan strategis dalam mengelola keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan yang juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045.

Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin menekankan pemanfaatan keanekaragaman hayati bukan hanya dipandang sebagai sumber pangan, melainkan juga sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang harus dikelola secara berkelanjutan dan berkeadilan, disertai standar-standar keberlanjutan, serta penggunaan inovasi dan teknologi. “Pengelolaan keanekaragaman hayati harus dilakukan secara holistik, mencakup ekosistem daratan dan perairan untuk kesejahteraan rakyat,” jelas Wapres RI K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya.

Dokumen IBSAP 2025-2045 memiliki tiga tujuan utama, yaitu: kelestarian ekosistem, spesies, dan genetik; pemanfaatan yang berkelanjutan; dan pelaksanaan yang dapat mewujudkan kelestarian keanekaragaman hayati. Dalam dokumen IBSAP 2025-2045 juga telah ditetapkan ukuran yang jelas untuk menilai capaian setiap tujuan dan target. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan IBSAP 2025-2045 selaras dengan dokumen perencanaan pembangunan nasional jangka panjang dan menengah. “IBSAP merupakan dokumen strategis yang penting sebagai arahan kebijakan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati menuju Visi Indonesia Emas 2045, dan sudah melalui proses penyelarasan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 dan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029,” papar Menteri Suharso.

Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan. Pada 2023, kawasan yang dilindungi di daratan telah mencapai 26,7 persen dan di perairan mencapai 8,9 persen, dengan target 30 persen pada 2045. “Dengan peluncuran  strategi dan rencana aksi IBSAP 2025-2045, akan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan Visi Indonesia Emas 2045,” tutup Wapres RI Ma’ruf Amin.

Akselerasi Ekosistem Ekonomi Sirkular Indonesia, Bappenas Gelar Green Economy Expo

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menggelar Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation, and Circularity, yang berlangsung 3-5 Juli 2024, di Jakarta Convention Center. Dibuka Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dan Menko Bidang Perekonomian Erlangga Hartarto, Rabu (3/7), Green Economy Expo menjadi forum bagi para pemangku kepentingan untuk mendukung pembangunan inklusif dan berkelanjutan melalui implementasi ekonomi hijau. Menteri Suharso menegaskan komitmen mempertahankan kualitas lingkungan dengan keanekaragaman hayati yang sangat strategis bagi pengembangan ekonomi hijau dan sirkular.

“Indonesia terus mempertahankan kualitas lingkungan, mengingat posisi kita sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi dan sumber daya alam melimpah. Indeks kualitas lingkungan hidup terus meningkat, mencapai 72,53 poin pada 2023,” ungkap Menteri Suharso. Menteri Airlangga juga menambahkan potensi kesejahteraan sosial melalui pengembangan ekonomi hijau. “Transformasi ekonomi menuju ekonomi hijau akan fokus pada penciptaan investasi, modal dan infrastruktur, lapangan kerja, dan keterampilan yang lebih berkelanjutan, guna mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan,” jelas Menteri Airlangga.

Transformasi Ekonomi Hijau merupakan komitmen Pemerintah Indonesia mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, menjadi Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan. Ekonomi hijau akan menjadi pendorong transisi menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dalam acara yang juga dihadiri beberapa perwakilan duta besar negara sahabat dan lembaga internasional ini, Menteri Suharso juga meluncurkan dua dokumen penting, yaitu: Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia, serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.

“Jika diterapkan dengan serius di lima sektor prioritas (pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil), ekonomi sirkular berpotensi memberikan manfaat tinggi pada pembangunan kita. Contohnya, ekonomi sirkular meningkatkan PDB Indonesia kisaran Rp 593 hingga 638 triliun, menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau hingga pada 2030 dengan 75 persen dari total pekerjaan merupakan tenaga kerja perempuan, mengurangi timbulan limbah 18-52 persen dibandingkan business as usual pada 2030, juga berkontribusi menurunkan emisi GRK 126 juta ton CO2,” tegas Menteri Suharso.

Menutup pembukaan Green Economy expo hari ini, Menteri Suharso juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi berbagai pihak, dan berharap acara ini menjadi melting point gagasan dan perumusan solusi berbagai persoalan pembangunan ekonomi berkelanjutan. “Saya mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari ekonomi hijau, sebagai akselerator perubahan,” pungkas Menteri Suharso.

Musrenbangnas52

Penghargaan Pembangunan Daerah: Pertunjukan Inovasi dan Produk Unggulan Daerah melalui Expo PPD 2024

Kementerian PPN/Bappenas kembali menyerahkan Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) tahun 2024 dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 yang bertema “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” (6/5) lalu. PPD tahun 2024 diberikan kepada daerah yang berhasil meraih capaian terbaik dalam penyusunan, implementasi, dan inovasi perencanaan pembangunan. Acara ini juga dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, yang didampingi juga oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. 

 

Sebagai bagian dari acara tersebut, diselenggarakan juga expo yang menampilkan inovasi dan produk unggulan daerah-daerah dengan tujuan untuk menjadi sebuah forum pembelajaran praktik-praktik inovasi/program unggulan yang dapat memberi manfaat kepada para pelaku dan pemerhati pembangunan daerah. Dalam kesempatan tersebut, Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, yang diwakili oleh Direktorat Lingkungan Hidup dan Direktorat Kelautan dan Perikanan dengan dukungan dari GIZ Indonesia, Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berkesempatan juga dalam meramaikan acara dengan membuka satu booth pameran yang bertemakan Ekonomi Hijau dan Biru.

 

Dalam booth Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam ditampilkan beberapa program dan hasil implementasi berupa aplikasi AKSARA serta kajian-kajian mengenai penerapan ekonomi hijau yang didukung oleh kebijakan Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim, Ekonomi Sirkular dan Pengelolaan Sampah, serta Keanekaragaman Hayati. Sedangkan untuk Ekonomi Biru, terdapat beberapa kajian seperti Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia, Model Bioekonomi Spesies Tuna, dan Blue Finance. BMKG pun turut mendukung dengan menampilkan alat informasi ‘Warning Receiver System’ yang dapat menunjukan peringatan bencana seperti gempa secara real-time.

 

Selain Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, terdapat 12 Provinsi, 10 Kabupaten, dan 10 Kota yang turut hadir memeriahkan Expo PPD 2024 dengan menampilkan produk unggulan khas mereka. Beberapa di antaranya adalah daerah yang mendapatkan penghargaan Provinsi/Kab/Kota Terbaik, yakni Jawa Barat, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, Kab. Temanggung, Kab. Banyuwangi, Kab. Gowa, Kota Malang, Kota Palu, serta Kota Metro

3S4A9904 copy

Bappenas Gandeng Pemerintah Jerman dalam Forum Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia

Kementerian PPN/Bappenas yang bekerja sama dengan Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Pemerintah Republik Federal Jerman menyelenggarakan kegiatan Forum Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia pada Kamis, (22/2) lalu di Menara Bappenas, Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan Rancangan Awal Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia dan menjaring masukan atas rancangan awal tersebut dari berbagai pihak, mulai dari Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, asosiasi bisnis, pelaku usaha, hingga mitra pembangunan.

 

Ekonomi sirkular merupakan model ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin. Tujuan akhir dari ekonomi sirkular adalah untuk meminimalkan dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan ekonomi linear. Ekonomi sirkular bukan hanya berfokus [ada pengelolaan limbah yang lebih baik melalui praktik daur ulang, tetapi juga efisiensi sumber daya yang mencakup serangkaian intervensi sepanjang rantai pasok. Penerapan ekonomi sirkular dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi tanpa harus meningkatkan ekstraksi sumber daya alam dengan potensi menghasilkan tambahan PDB ekonomi sebesar Rp 593–638 triliun pada tahun 2030. Selain itu, ekonomi sirkular juga dapat membawa manfaat sosial berupa penciptaan 4,4 juta pekerjaan bersih pada tahun 2030 dengan 75% dari total pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan untuk tenaga kerja perempuan. Menilik aspek lingkungan, ekonomi sirkular dapat memberi manfaat berupa pengurangan timbulan sampah sebesar 18-52% dibandingkan dengan pendekatan business-as-usual (BaU) tanpa penerapan ekonomi sirkular serta pengurangan emisi CO2e sebesar 126 juta ton pada tahun 2030. 

 

Saat ini, arah kebijakan ekonomi sirkular telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, bersama-sama dengan pengelolaan limbah menjadi salah satu sektor prioritas di bawah Program Prioritas Pembangunan Rendah Karbon (PRK) dalam Prioritas Nasional 6: Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim. Selanjutnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 – 2045, ekonomi sirkular pun telah diintegrasikan sebagai salah satu strategi dalam pencapaian ekonomi hijau untuk transformasi ekonomi di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan Peta Jalan (Roadmap) dan Rencana Aksi (Action Plan) Ekonomi Sirkular. Dokumen ini memuat aksi-aksi yang perlu dilakukan para pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun industri, yang terlibat dalam lima sektor prioritas ekonomi sirkular, yaitu sektor makanan minuman, sektor retail, sektor tekstil, sektor konstruksi, dan sektor elektronik.

Dalam rangka menjaring masukan dari berbagai pihak yang diundang Forum Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia, kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pagi diisi dengan diskusi panel dengan tema Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia yang menghadirkan dua pembicara, yaitu Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Bapak Priyanto Rohmattullah, dan Team Leader Circular Economy Roadmap and Action Plan, Ibu Maria Dian Nuraini. Paparan kedua narasumber tersebut kemudian ditanggapi oleh Executive Director Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCDS), Ibu Indah Budiani, Executive Director at Center of Reform on Economics (CORE), Bapak Mohammad Faisal, Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ibu Emenda Sembiring, dan Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Penilaian Kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional, Bapak Heru Suseno. Selanjutnya, kegiatan pada sesi siang dilanjutkan dengan workshop breakout session yang dibagi ke dalam dua tema, yakni Reformasi Tata Kelola Persampahan untuk Ekonomi Sirkular dan Tantangan dan Peluang Industri dan Bisnis Sirkular.

 

Forum Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia dibuka oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Ibu Vivi Yulaswati, dan dilanjutkan dengan sambutan kunci oleh Head of East Asia and South East Division, Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Pemerintah Republik Federal Jerman.

 
GAP08222

Bappenas dan Pemerintah Jerman Rekomendasikan Reformasi Pengelolaan Sampah

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Kementerian Federal Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Pemerintah Republik Federal Jerman melalui GIZ melakukan Dialog Reformasi Pengelolaan Sampah untuk menyampaikan langkah prioritas perbaikan pengelolaan sampah yang perlu dijalankan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan masyarakat. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati menjelaskan komitmen Indonesia dalam pengelolaan sampah. “Pengelolaan sampah ini sudah menjadi dua agenda pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 saat ini, yaitu dalam Prioritas Nasional 5 dan 6. Ke depannya, Reformasi Pengelolaan Sampah yang terintegrasi dari hulu ke hilir ini juga akan menjadi salah satu dari 20 upaya transformasi super prioritas atau game changer di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045,” kata Deputi Vivi, Selasa (30/1).

Terdapat enam faktor pengungkit reformasi pengelolaan sampah, yaitu perencanaan berkualitas, data persampahan aktual dan akurat, kapasitas pemangku kepentingan, kelembagaan pengelolaan sampah inklusif, pendanaan kuat, dan binding mechanism. Enam faktor pengungkit dirumuskan berdasarkan analisis dan upaya perbaikan di tingkat nasional dan daerah yang telah dilaksanakan dalam Proyek Pengurangan Emisi di Perkotaan melalui Peningkatan Pengelolaan Sampah (ERiC DKTI). Proyek kerja sama Indonesia-Jerman yang dimulai sejak 2020 ini didukung komite pengarah K/L, yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian LHK, dan Kementerian Dalam Negeri, untuk memperkuat aspek non teknis persampahan, mulai dari perencanaan, pendanaan, kelembagaan, hingga pengelolaan data.

Fokus intervensi proyek kerja sama adalah di 6 kabupaten/kota pilot, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bukittinggi, Kota Jambi, Kota Cirebon, Kota Malang, dan Kota Denpasar. Beberapa hasil yang telah dihasilkan selama proyek berlangsung adalah enam laporan analisis rekomendasi kebijakan, tiga peraturan daerah tentang penyesuaian angka retribusi pengelolaan sampah di Kabupaten Bogor, Kota Bukittinggi, dan Kota Cirebon, pendampingan pemilahan sampah di lebih dari 558 kepala keluarga di 6 kabupaten/kota pilot, pembangunan Kalkulator Digital Perhitungan Biaya Retribusi Pengelolaan Sampah, serta penguatan interoperabilitas data persampahan lintas K/L.

Acara Dialog Reformasi Pengelolaan Sampah ini turut dihadiri perwakilan Pemerintah Jerman, salah satunya Deputy Head of Mission of the German Embassy to Indonesia Thomas Graf. “Pemerintah Jerman mengapresiasi dan akan terus mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mereformasi pengelolaan sampah. Semoga rekomendasi yang dihasilkan dari proyek ini dapat segera diimplementasikan sehingga pengelolaan sampah di Indonesia dapat lebih terintegrasi dan berkelanjutan,” ungkap Thomas.

3S4A8778

Jaring Isu Pembangunan Berkelanjutan, Bappenas Gelar Konsultasi Publik KLHS RPJMN 2025-2029

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menggelar Konsultasi Publik dan Penjaringan Isu sebagai bagian proses penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam mengatakan KLHS penting untuk memastikan pembangunan berkelanjutan yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan, dan menjadi integral dari perencanaan dan implementasi pembangunan. “Kita tidak bisa melupakan isu lingkungan dalam konteks pembangunan ke depan di dalam RPJMN 2025-2029. Tadinya isu lingkungan tidak ada dalam perencanaan pembangunan, tapi sekarang menjadi bagian utuh dalam perencanaan pembangunan,” ujar Medrilzam, Selasa (12/12). Sebagai bagian penting RPJMN 2025-2029, KLHS bertujuan agar perencanaan pembangunan dilaksanakan sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan sehingga mampu mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, salah satunya keluar dari middle income trap dan penurunan emisi gas rumah kaca untuk net zero emission.

Penyusunan KLHS RPJMN 2025-2029 terbagi dalam empat tahap. Tahap pertama, penjaringan isu pembangunan berkelanjutan yang melibatkan identifikasi dan penilaian isu kritis. Tahap kedua, pengembangan model untuk memahami dan memprediksi dampak berbagai kebijakan dan strategi pembangunan, guna merumuskan dan mengevaluasi skenario pembangunan. Tahap ketiga, kajian pengaruh kebijakan terhadap kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan. Terakhir, penyusunan rekomendasi perbaikan kebijakan jangka panjang berdasarkan hasil penjaringan isu, pengembangan model, dan kajian pengaruh kebijakan. “Kami sangat concern pada penyusunan RPJMN 2025-2029, karena ini menjadi tatakan awal dari RPJPN 2025-2045 dalam rangka mencapai Indonesia Emas. Inilah penentu bagaimana nantinya kita membangun fondasi untuk akselerasi pembangunan, sehingga bisa mencapai sasaran yang ditetapkan untuk Indonesia 2045,” ungkap Direktur Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Sektoral Kementerian PPN/Bappenas Ika Widyawati.

Di penghujung acara, Direktur Medrilzam mengatakan konsultasi publik terkait KLHS tidak cukup hanya dengan menjaring isu. Ke depannya, perlu perluasan survei, pemetaan akar masalah, implikasi, distorsi hingga proyeksi di masa yang akan datang sehingga perencanaan dapat lebih komprehensif dan dinamis. “KLHS dengan RPJMN 2025-2029 akan terus kait mengait, sehingga kita betul-betul bisa mengawal perencanaan pembangunan lebih baik di masa mendatang,” pungkas Medrilzam.