WhatsApp Image 2023-08-28 at 14.59.52

Bersama Pakar dan Guru Besar, Bappenas Tajamkan Strategi Hadapi Perubahan Iklim

JAKARTA – Sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, Pemerintah Indonesia menyusun kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) untuk mencegah potensi kerugian pada empat sektor prioritas, yakni perairan, pertanian, kesehatan, serta pesisir dan laut. Kementerian PPN/Bappenas menghitung kerugiannya dapat mencapai Rp544 triliun. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan ancaman triple planetary crisis, seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, harus menjadi prioritas Indonesia. “Perubahan iklim telah nyata dirasakan Indonesia, bahkan telah diestimasi kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana yang didominasi bencana hidrometeorologi ini mencapai Rp22,8 triliun per tahun dan telah menimbulkan korban jiwa hingga 1.183 orang dalam sepuluh tahun terakhir,” jelas Menteri Suharso dalam Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045, Senin (21/8).

Dialog yang melibatkan para pakar dan guru besar Indonesia di bidang perubahan iklim, pertanian, dan sumber daya air ini membahas pembangunan berkelanjutan di Indonesia yang berkontribusi terhadap arah kebijakan, strategi, dan langkah aksi untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menampilkan suhu permukaan global saat ini sudah lebih dari 1,090C dibandingkan pada 1850-1900, dan diprediksi akan terus meningkat akibat pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer. Sementara itu, jika peningkatan suhu global rata-rata mencapai 1,50C akan berdampak pada sektor perairan dan pertanian. Distribusi dan intensitas curah hujan ekstrem akan meningkat yang berpotensi banjir dan kekeringan, mengancam ekosistem pesisir dan laut, serta tergenangnya wilayah pesisir, hingga menimbulkan kemarau panjang, penurunan pasokan air bersih, penurunan produksi pertanian, hingga gagal panen total atau puso, bahkan dapat menyebabkan krisis pangan di Indonesia.

Kementerian PPN/Bappenas telah menyusun strategi ketahanan iklim dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 dengan visi “Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan” sebagai upaya menghadapi dampak perubahan iklim ke depan. Fokus strategi meliputi penguatan ketahanan infrastruktur, teknologi, tata kelola dan pendanaan, serta meningkatkan peran masyarakat. “Peningkatan resiliensi terhadap perubahan iklim akan mempengaruhi kapasitas kita dalam mencapai target Indonesia Emas 2045. Untuk itu, kita harus terus memperkuat basis pengetahuan melalui pengembangan kegiatan riset, teknologi, dan inovasi terkait perubahan iklim dan dampaknya, agar berbagai kebijakan dapat disusun berbasis bukti atau evidence based policy,” pungkas Menteri Suharso. 

3S4A0780

Bappenas Dukung Upaya Penurunan Emisi Kendaraan Melalui Kebijakan Sektor Transportasi

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas memaparkan hasil studi dampak polusi udara dari sektor transportasi terhadap kesehatan dan produktivitas di Indonesia. Didukung Agence Française de Développement (AFD) dan WRI Indonesia, hasil studi ini juga membahas proyeksi dan simulasi kebijakan pada 2045. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam mengatakan, pencemaran udara ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Ternyata sudah banyak kajian yang melihat dampak dari polusi, tidak hanya kepada kesehatan tetapi juga ekonomi. Negara di Asia kerugiannya besar, mencapai 0,83 persen dari PDB. Bahkan mortalitas di Asia Tenggara mencapai 4 ribu per tahun,” ujar Direktur Medrilzam dalam Workshop Diseminasi Hasil Studi Dampak Polusi Udara dari Sektor Transportasi terhadap Kesehatan di Indonesia, Senin (24/7).

Transportasi merupakan salah satu sektor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, namun sekaligus sumber polusi udara yang menghasilkan emisi CO2 terbesar dari pembakaran bahan bakar fosil, setelah sektor industri. Untuk itu, studi ini diharapkan dapat meningkatkan kembali kesadaran akan persoalan kualitas udara. “Kami punya keinginan untuk menghidupkan lagi concern yang sama tentang persoalan kualitas udara dan masuk dalam kerangka RPJPN 2025-2045,” tutur Direktur Medrilzam.

Studi ini dilakukan dalam lingkup nasional dengan tiga daerah percontohan, yaitu DKI Jakarta, Bandung, dan Palembang. Studi yang menggunakan konsep model sistem dinamik ini menghasilkan tiga skenario kebijakan dalam sektor transportasi, yaitu Kebijakan Avoid untuk mengurangi konsumsi energi bagi transportasi, Kebijakan Shift untuk fokus pada transisi kendaraan ramah lingkungan, serta Kebijakan Improve untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan. Direktur Medrilzam mengatakan, upaya meningkatkan kualitas udara ini terintegrasi dengan pembangunan ekonomi hijau dalam RPJPN 2025-2045. Model yang dikembangkan pada studi ini juga menjadi komponen penting pada ekonomi hijau untuk RPJPN 2025-2045 dan model generik di provinsi untuk pengembangan ekonomi hijau daerah. “Bappenas kan sedang menyusun rencana besar untuk 2045. Kita ingin menjadi negara maju, peringkat lima PDB terbesar di dunia, lepas dari middle income trap, lingkungan menjadi bagus,” imbuh Direktur Medrilzam.

 

Direktur Transportasi Kementerian PPN/Bappenas Ikhwan Hakim juga berharap studi ini dapat menjadi usulan arah kebijakan RPJPN dan RPJMN berikutnya. “Studi dampak polusi udara dari sektor transportasi terhadap kesehatan yang telah disusun ini, dapat menjadi umpan balik dan masukan bagi pengembangan kebijakan transportasi berkelanjutan di Indonesia. Kualitas lingkungan dan kesehatan yang baik akan meningkatkan produktivitas masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Maju sesuai Visi Indonesia 2045,” tutup Direktur Ikhwan.